18.14
0

Bagian ini menjelaskan berbagai jenis dan komponen sistim pencahayaan.

1. Lampu Pijar (GLS)
Lampu pijar bertindak sebagai ‘badan abu-abu’ yang secara selektif memancarkan radiasi, dan hampir seluruhnya terjadi pada daerah nampak. Bola lampu terdiri dari hampa udara atau berisigas, yang dapat menghentikan oksidasi dari kawat pijar tungsten, namun tidak akan menghentikan penguapan. Warna gelap bola lampu dikarenakan tungsten yang teruapkan mengembun pada permukaan lampu yang relatif dingin. Dengan adanya gas inert, akan menekan terjadinya penguapan, dan semakin besar berat molekulnya akan makin mudah menekan terjadinya penguapan. Untuk lampu biasa dengan harga yang murah, digunakan campuran argon nitrogen dengan perbandingan 9/1. Kripton atau Xenon hanya digunakan dalam penerapan khusus seperti lampu sepeda dimana bola lampunya berukuran kecil, untuk mengimbangi kenaikan harga, dan jika penampilan merupakan hal yang penting.
Gas yang terdapat dalam bola pijar dapat menyalurkan panas dari kawat pijar, sehingga daya hantar yang rendah menjadi penting. Lampu yang berisi gas biasanya memadukan sekering dalam kawat timah. Gangguan kecil dapat menyebabkan pemutusan arus listrik, yang dapat menarik arus yang sangat tinggi. Jika patahnya kawat pijar merupakan akhir dari umur lampu, tetapi untuk kerusakan sekering tidak begitu halnya.

2. Lampu Tungsten--Halogen
Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat pijar tungsten seperti
lampu pijar biasa yang digunakan di rumah, tetapi bola lampunya diisi dengan gas halogen.
Atom tungsten menguap dari kawat pijar panas dan bergerak naik ke dinding pendingin bola
lampu. Atom tungsten, oksigen dan halogen bergabung pada dinding bola lampu membentuk molekul oksihalida tungsten. Suhu dinding bola lampu menjaga molekul oksihalida tungsten dalam keadaan uap. Molekul bergerak kearah kawat pijar panas dimana suhu tinggi memecahnya menjadi terpisah-pisah. Atom tungsten disimpan kembali pada daerah pendinginan dari kawat pijar – bukan ditempat yang sama dimana atom diuapkan. Pemecahan biasanya terjadi dekat sambungan antara kawat pijar tungsten dan kawat timah molibdenum dimana suhu turun secara tajam.

Ciri-ciri
􀂃 Efficacy – 12 lumens/Watt
􀂃 Indeks Perubahan Warna – 1A
􀂃 Suhu Warna - Hangat (2.500K – 2.700K)
􀂃 Umur Lampu – 1-2.000 jam

3. Lampu Neon
3.1. Ciri-ciri lampu Neon
Lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien daripada lampu pijar standar dan dapat bertahan 10 hingga 20 kali lebih awet. Dengan melewatkan listrik melalui uap gas atau logam akan menyebabkan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan komposisi kimia dan tekanan gasnya. Tabung neon memiliki uap merkuri bertekanan rendah, dan akan memancarkan sejumlah kecil radiasi biru/ hijau, namun kebanyakan akan berupa UV pada 253,7nm dan 185nm.
Bagian dalam dinding kaca memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih untuk menyerap radiasi UV dan meneruskannya ke daerah nampak. Proses ini memiliki efisiensi sekitar 50%. Tabung neon merupakan lampu ‘katode panas’, sebab katode dipanaskan sebagai bagian dari proses awal. Katodenya berupa kawat pijar tungsten dengan sebuah lapisan barium karbonat. Jika dipanaskan, lapisan ini akan mengeluarkan elektron tambahan untuk membantu pelepasan.
Lapisan ini tidak boleh diberi pemanasan berlebih sebab umur lampu akan berkurang. Lampu menggunakan kaca soda kapur yang merupakan pemancar UV yang buruk. Jumlah merkurinya sangat kecil, biasanya 12 mg. Lampu yang terbaru menggunakan amalgam merkuri, yang kandungannya sekitar 5 mg. Hal ini memungkinkan tekanan merkuri optimum berada pada kisaran suhu yang lebih luas. Lampu ini sangat berguna bagi pencahayaan luar ruangan karena memiliki fitting yang kompak.

Ciri-ciri
􀂃 Efficacy                               – 18 lumens/Watt
􀂃 Indeks Perubahan Warna   – 1A
􀂃 Suhu Warna                        – Hangat (3.000K-3.200K)
􀂃 Umur Lampu                       – 2-4.000 jam

Kekurangan
􀂃 Lebih mahal
􀂃 IR meningkat
􀂃 UV meningkat
􀂃 Masalah handling

Kelebihan
􀂃 Lebih kompak
􀂃 Umur lebih panjang
􀂃 Lebih banyak cahaya
􀂃 Cahaya lebih putih (suhu warna lebih tinggi)

3.2. Bagaimana lampu neon T12, T10, T8, dan T5 bisa berbeda?
Keempat lampu tersebut memiliki diameter yang beragam (berbeda sekitar 1,5 inchi, yaitu 12/8 inchi untuk lampu T12 hingga 0,625 atau 5/8 inchi untuk lampu T5). Efficacy merupakan lain yang membedakan satu lampu dari yang lainnya. Efficacy lampu T5 dan T8 lebih tinggi 5 persen dari lampu T12 yang 40-watt, dan telah menjadi pilihan paling populer untuk pemasangan lampu baru.

3.3. Pengaruh suhu
Operasi lampu yang paling efisien dicapai bila suhu ambien berada antara 20 dan 30°C untuk lampu neon. Suhu yang lebih rendah menyebabkan penurunan tekanan merkuri, yang berarti bahwa energi UV yang diproduksi menjadi semakin sedikit; oleh karena itu, lebih sedikit energi UV yang berlaku sebagai fospor sehingga sebagai hasilnya cahaya yang dihasilkan menjadi sedikit. Suhu yang tinggi menyebabkan pergeseran dalam panjang gelombang UV yang dihasilkan sehingga akan lebih dekat ke spektrum tampak. Makin panjang panjang gelombang UV akan makin sedikit pengaruhnya terhadap fospor, dan oleh karena itu keluaran cahaya pun akan berkurang. Pengaruh keseluruhannya adalah bahwa keluaran cahayanya jatuh diatas dan dibawah kisaran suhu ambien yang optimal.

3.4. Lampu neon yang kompak
Lampu neon kompak yang tersedia saat ini membuka seluruh pasar bagi lampu neon. Lampulampu ini dirancang dengan bentuk yang lebih kecil yang dapat bersaing dengan lampu pijar dan uap merkuri di pasaran lampu dan memiliki bentuk bulat atau segi empat. Produk di pasaran tersedia dengan gir pengontrol yang sudah terpasang (GFG) atau terpisah (CFN).

4. Lampu Sodium
4.1. Lampu sodium tekanan tinggi
Lampu sodium tekanan tinggi (HPS) banyak digunakan untuk penerapan di luar ruangan dan industri. Efficacy nya yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik daripada metal halida, terutama bila perubahan warna yang baik bukan menjadi prioritas. Lampu HPS berbeda dari lampu merkuri dan metal halida karena tidak memiliki starter elektroda; sirkuit balas dan starter elektronik tegangan tinggi. Tabung pemancar listrik terbuat dari bahan keramik, yang dapat menahan suhu hingga 2372F. Didalamnya diisi dengan xenon untuk membantu menyalakan pemancar listrik, juga campuran gas sodium – merkuri.

Ciri-ciri
Halofosfat
􀂃 Efficacy                               – 80 lumens/Watt (gir HF menaikan nilai ini sebesar 10%)
􀂃 Indeks Perubahan Warna   – 2-3
􀂃 Suhu Warna                        – apa saja
􀂃 Umur Lampu                       – 7 - 15.000 jam

Tri-fosfor
􀂃 Efficacy                               – 90 lumens/Watt
􀂃 Indeks Perubahan Warna   – 1A-1B
􀂃 Suhu Warna                        – apa saja
􀂃 Umur Lampu                       – 7 - 15.000 jam

Ciri-ciri:
Efficacy                                   – 60 lumens/Watt
Indeks Perubahan Warna       – 1B
Suhu Warna                            – Hangat, Menengah
Umur Lampu                           – 7 - 10.000 jam

4.2. Lampu sodium tekanan rendah
Walaupun lampu sodium tekanan rendah (LPS) serupa dengan sistim neon (sebab keduanya menggunakan sistim tekanan rendah), mereka umumnya dimasukkan kedalam keluarga HID.
Lampu LPS adalah sumber cahaya yang paling sukses, namun produksi semua jenis lampunya berkualitas sangat jelek. Sebagai sumber cahaya monokromatis, semua warna nampak hitam, putih, atau berbayang abu-abu. Lampu LPS tersedia dalam kisaran 18-180 watt. Penggunaan lampu LPS umumnya hanya untuk penggunaan luar ruang seperti penerangan keamanan atau jalanan dan jalan dalam gedung, penggunaan watt nya rendah dimana kualitas warnanya tidak penting (seperti ruangan tangga). Walau demikian, karena perubahan warnanya sangat buruk, beberapa daerah tidak mengijinkan penggunaan lampu tersebut untuk penerangan jalan raya.

Diagram Alir Energi Lampu Sodium Tekanan Tinggi
Ciri-ciri
􀂃 Efficacy                               – 50 - 90 lumens/Watt (CRI lebih baik, Efficacy lebih rendah)
􀂃 Indeks Perubahan Warna   – 1 – 2
􀂃 Suhu Warna                        - Hangat
􀂃 Umur Lampu                       – 24.000 jam, perawatan lumen yang luar biasa
􀂃 Pemanasan                         – 10 menit, pencapaian panas – dalam waktu 60 detik
􀂃 Mengoperasikan sodium pada suhu dan tekanan yang lebih tinggi menjadikan sangat
reaktif.
􀂃 Mengandung 1-6 mg sodium dan 20mg merkuri
􀂃 Gas pengisinya adalah Xenon. Dengan meningkatkan jumlah gas akan menurunkan
merkuri, namun membuat lampu jadi sulit dinyalakan.
􀂃 Arc tube (tabung pemacar cahaya) didalam bola lampu mempunyai lapisan pendifusi
untuk mengurangi silau.
􀂃 Makin tinggi tekanannya, panjang gelombangnya lebih luas, dan CRI nya lebih baik,
efficacy nya lebih rendah.
Peralatan Energi Listrik: Pencahayaan

5. Lampu Uap Merkuri
Lampu uap merkuri merupakan model tertua lampu HID. Walaupun mereka memiliki umur yang panjang dan biaya awal yang rendah, lampu ini memiliki efficacy yang buruk (30 hingga 65 lumens per watt, tidak termasuk kerugian balas) dan memancarkan warna hijau pucat. Isu paling penting tentang lampu uap merkuri adalah bagaimana caranya supaya digunakan jenis sumber HID atau neon lainnya yang memiliki efficacy dan perubahan warna yang lebih baik. Lampu uap merkuri yang bening, yang menghasilkan cahaya biru-hijau, terdiri dari tabung pemancar uap merkuri dengan elektroda tungsten di kedua ujungnya. Lampu tersebut memiliki efficacy terendah dari keluarga HID, penurunan lumen yang cepat, dan indeks perubahan warna yang rendah. Disebabkan karakteristik tersebut, lampu jenis HID yang lain telah menggantikan lampu uap merkuri dalam banyak penggunaannya. Walau begitu, lampu uap merkuri masih merupakan sumber yang populer untuk penerangan taman sebab umur lampunya yang mencapai 24.000 jam dan bayangan taman yang hijaunya terlihat seperti gambaran hidup. Pemancar disimpan di bagian dalam bola lampu yang disebut tabung pemancar. Tabung pemancar diisi dengan gas merkuri dan argon murni. Tabung pemancar tertutup di dalam bola lampu yang berada diluarnya, yang diisi dengan nitrogen.

Diagram alir energi
Ciri-ciri
􀂃 Efficacy – 100 – 200 lumens/Watt
􀂃 Indeks Perubahan Warna – 3
􀂃 Suhu Warna – Kuning (2.200K)
􀂃 Umur Lampu – 16.000 jam
􀂃 Pemanasan – 10 menit, pencapaian panas – sampai 3
menit

6. Lampu Kombinasi
Lampu kombinasi kadang disebut sebagai lampu two-in-one. Lampu ini mengkombinasikan dua sumber cahaya yang tertutup dalam satu lampu yang diisi gas. Salah satu sumbernya adalah tabung pelepas merkuri kuarsa (seperti sebuah lampu merkuri) dan sumber lainnya adalah kawat pijar tungsten yang disambungkan secara seri. Kawat pijar ini bertindak sebagai balas untuk tabung pelepasan yang menstabilkan arus, jadi tidak diperlukan balas yang lain. Kawat pijar tungsten digulung dengan susunan melingkar pada tabung pelepasan dan dihubungkan dalam susunan seri. Lapisan bubuk fluorescent diletakkan ke bagian dalam dinding lampu untuk mengubah sinar UV yang dipancarkan dari tabung pelepas ke cahaya nampak. Pada penyalaan, lampu hanya memancarkan cahaya dari kawat pijar tungsten, dan selama perjalanan sekitar 3 menit, pemancar didalam tabung pelepas melesat mencapai keluaran cahaya penuh. Lampu ini cocok untuk area anti nyala dan dapat disesuaikan dengan perlengkapan lampu pijar tanpa modifikasi.

Ciri-ciri
􀂃 Efficacy                               – 50 - 60 lumens/Watt ( tidak termasuk dari bagian L)
􀂃 Indeks Perubahan Warna   – 3
􀂃 Suhu Warna                        – Menengah
􀂃 Umur Lampu                       – 16.000 – 24.000 jam, perawatan lumen buruk
􀂃 Gir pengendali alat elektroda ketiga lebih sederhana dan lebih mudah dibuat.
Beberapa negara telah menggunakan MBF untuk penerangan jalan dimana lampu kuning SOX dianggap tidak pantas.
􀂃 Tabung pemancar mengandung 100 mg gas merkuri dan argon. Pembungkusnya adalah pasir kwarsa.
􀂃 Tidak terdapat pemanas awal katoda, elektroda ketiga dengan celah yang lebih pendek untuk memulai pelepasan
􀂃 Bola lampu bagian luar dilapisi fospor. Hal ini akan memberi cahaya merah tambahan dengan menggunakan UV, untuk mengkoreksi bias pelepasan
merkuri.
􀂃 Pembungkus kaca bagian luar mencegah lepasnya radiasi UV

Ciri-ciri
􀂃 Nilainya biasanya 160 W
􀂃 Efficacy 20 hingga 30 Lm/W
􀂃 Faktor daya tinggi 0,95
􀂃 Umur 8000 jam

7. Lampu Metal Halida
Halida bertindak sama halnya dengan siklus halogen tungsten. Manakala suhu bertambah maka terjadi pemecahan senyawa halida melepaskan logam ke pemancar. Halida mencegah dinding kuarsa diserang oleh logam-logam alkali.

Diagram alir energi
Ciri-ciri
􀂃 Efficacy                               – 80 lumens/Watt
􀂃 Indeks Perubahan Warna   – 1A –2 tergantung pada campuran halida
􀂃 Suhu Warna                        – 3.000K – 6.000K
􀂃 Umur Lampu                       – 6.000 – 20.000 jam, perawatan lumen buruk
􀂃 Pemanasan                         – 2-3 menit, pencapaian panas – dalam waktu 10-20 menit
􀂃 Pemilihan warna, ukuran, dan nilainya lebih besar untuk MBI daripada jenis lampu lainnya. Jenis ini merupakan versi yang dikembangkan dari dua lampu pelepas dengan intensitas tinggi, dan cenderung memiliki efficacy yang lebih baik
􀂃 Dengan menambahkan logam lain ke merkuri, spektrum yang berbeda dapat dipancarkan
􀂃 Beberapa lampu SBI menggunakan elektroda ketiga untuk memulai penyalaan, namun untuk yang lainnya, terutama lampu peraga yang lebih kecil, memerlukan denyut penyalaan tegangan tinggi

8. Lampu LED
Lampu LED merupakan lampu terbaru yang merupakan sumber cahaya yang efisien energinya. Ketika lampu LED memancarkan cahaya nampak pada gelombang spektrum yang sangat sempit, mereka dapat memproduksi “cahaya putih”. Hal ini sesuai dengan kesatuan susunan merah-biruhijau atau lampu LED biru berlapis fospor. Lampu LED bertahan dari 40.000 hingga 100.000 jam tergantung pada warna. Lampu LED digunakan untuk banyak penerapan pencahayaan seperti tanda keluar, sinyal lalu lintas, cahaya dibawah lemari, dan berbagai penerapan dekoratif.
Walaupun masih dalam masa perkembangan, teknologi lampu LED sangat cepat mengalami kemajuan dan menjanjikan untuk masa depan. Pada cahaya sinyal lalu lintas, pasar yang kuat untuk LED, sinyal lalu lintas warna merah menggunakan lampu 10W yang setara dengan 196 LEDs, menggantikan lampu pijar yang menggunakan 150W. Berbagai perkiraan potensi penghematan energi berkisar dari 82% hingga 93%. Produk pengganti LED, diproduksi dalam berbagai bentuk termasuk batang ringan, panel dan sekrup dalam lampu LED, biasanya memiliki kekuatan 2-5W masing-masing, memberikan penghematan yang cukup berarti dibanding lampu pijar dengan bonus keuntungan masa pakai yang lebih lama, yang pada gilirannya mengurangi perawatan.









9. Komponen Pencahayaan
9.1. Luminer/ Reflektor
Elemen yang paling penting dalam perlengkapan cahaya, selain dari lampu, adalah reflector.
Reflektor berdampak pada banyaknya cahaya lampu mencapai area yang diterangi dan juga pola distribusi cahayanya. Reflektor biasanya menyebar (dilapisi cat atau bubuk putih sebagai penutup) atau specular (dilapis atau seperti kaca). Tingkat pemantulan bahan reflektor dan bentuk reflektor berpengaruh langsung terhadap efektifitas dan efisiensi fitting. Reflektor konvensional yang menyebar memiliki tingkat pemantulan 70-80% apabila baru. Bahan yang lebih baru dengan daya pemantulan yang lebih tinggi atau semi-difusi memiliki daya pemantulan sebesar 85%. Pendifusi/Diffuser konvensional menyerap cahaya lebih banyak dan menyebarkannya daripada memantulkannya ke area yang dikehendaki. Lama kelamaan nilai daya pantul dapat berkurang disebabkan penumpukan debu dan kotoran dan perubahan warna menjadi kuning disebabkan oleh sinar UV. Reflektor specular lebih efektif dimana pemantul ini memaksimalkan optik dan daya pantul specular sehingga membiarkan pengontrolan cahaya yang lebih seksama dan jalan pintas yang lebih tajam. Dalam kondisi baru, lampu ini memiliki nilai pantul sekitar 85-96%. Nilai tersebut tidak berkurang seperti pada reflektor konvensional yang berkurang karena usia. Bahan yang umum digunakan adalah alumunium yang diberi perlakuan anoda (nilai pantul 85-90%) dan lapisan perak yang dilaminasikan ke bahan logam (nilai pantul 91-95%). Menambah (atau melapisi) alumunium dilakukan untuk mencapai nilai pantul lebih kurang 88-96%. Lampu harus tetap bersih agar efektif, reflektor optik kaca tidak boleh digunakan dalam peralatan yang terbuka di industri dimana peralatan tersebut mungkin akan terkena debu.

9.2. Gir
Gir yang digunakan dalam peralatan pencahayaan adalah sebagai berikut:
􀂃 Balas: Suatu alat yang membatasi arus, untuk melawan karakteristik tahanan negatif dari
berbagai lampu pelepas. Untuk lampu neon, alat ini membantu meningkatkan tegangan awal
yang diperlukan untuk memulai penyalaan.
􀂃 Ignitors: Digunakan untuk penyalaan awal lampu Metal Halida dan uap Sodium intensitas
tinggi

0 komentar:

Posting Komentar